Articles by "ular"

About Film About Iguana Accessories Hamster Afghan Hound Alamat Alasan alaskan malamut american bully American Cocker Spaniel american pit bull terrier Anak Anak Hamster Aneka Jual Cupang Aneka Varian Hamster Anime anjing Anjing Akita Inu anjing kawin aquaspace Arwana Arwana Golden Red Avatar Hamster Bagaimana Barang Murah basenji basset hound beagle Bedding Beli Hamster Beli Hewan Peliharaan Beli Ikan Beli Mamalia Beli Reptil beo Berita Pagi beruang Biawak bichon frise Biografi bird birman border collie Botak Botol Hamster Budaya dan Kesenian Buku Panduan Buku Panduan Hamster Buku Pertanyaan bulldog Bulu burmese Businesses Cake Cup Campbell Campbell Albino Campbell Argente Campbell Black Campbell Black Mottled Campbell Black Platinum Campbell Blue Campbell BlueFawn Campbell Dove Campbell Dove Mottled Campbell Flip Flop Campbell Lilac Campbell Lilac Satin Campbell Mozaik Campbell Normal Campbell Normal Mottled Campbell Opal Campbell Panda cara melatih anjing Cara Merawat Cat Show Cerita Daerah Chow-chow cihuahua Ciri-ciri ciri-ciri mamalia Computer Contact Person Cooking Culture Cup Cake Cupang dachshund dalmatian Design Ditinggal Dititipkan doberman Dudukan Botol Dudukan Botol Hamster Ekonomi Islam Entrepreneur Facebook faktor Fashion Film Financial Fish fisik anjing followers freshwaterfish Friends Gadget gajah Galeri Gallery Hamster Games Games December 2013 Gantungan Kunci Gecko gerbil german shepherd. herder Gex Go Green golden retriever Goresan Pemikiran great dane Grosir Hamster Grosir Jambi Guinea Pig Guppy habbit Hadiah Hamster Hamster Berantem Hamster Cage Hamster dan Anak Kecil Hamster Food Hamster Hamil Hamster Indonesia Hamster Info Hamster Jambi Hamster Jelly hamster lahiran Hamster Langka Hamster Lover HAMSTER LOVER JAMBI Hamster Mini Hamster Murah Hamster Pemula Hamster Rare Hamster Roborovsky Handphone harimau Harus Health Hewan Peliharaan Hewan Unik Hibah Hobby Dan Bisnis Ikan Ilmiah Indonesia Induk Info Info Buaya Info Burung Indonesia Info Cucakrowo Info CucakRuwo info fish indonesia Info Gecko Info Hamster Lover Info Iguana Info Kura-Kura info mamalia indonesia Info Reptile Info Savannah Info Ular Info Varanus Informasi Teknologi Inspirasi Install Internet jack russel terrier Jambi Jamtos jenis Jenis dan Macam Jika Job Online Jogging Ball Jogging Wheel Jual Jual Alap-Alap Jual Anjing Jual Ayam Jual Biawak Jual Buaya Jual Burung Jual Burung Elang Jual Burung Hantu Jual Gecko Jual Hamster Jual Hewan Peliharaan Jual Hewan. Jual Iguana Jual Ikan Jual Katak Jual Kelinci Jual Kucing Jual Kukang Jual Kura-Kura Jual Laba-laba Jual Landak Jual Mamals Jual Musang Jual PowerBank Jual Reptil Jual Scorpion Jual Serangga Jual Tikus Putih Jual Ular Jual Varanus Jual-Beli kakak tua Kandang kandang anjing Kandang Burung Kandang Hamster Kandang Kelinci Kandang Kucing Kanibal karakteristik mamalia Kaskus katak kcerdasan dan tingkah laku anjing Keajaiban Dunia Kelinci Keluar Kematian Hamster kenari Kesalahan kintamani Komputer Kota Kuaci kucing Kucing Persia kuda Kue kura-kura labrador retriever lama hidup anjing Lampion Lampu Bulb Landak Mini Laptop Lhasa Apso Life Style LOL LoveBirds Lowongan Kerja macam-macam hewan mamalia macan Makan Makanan makanan anjing Makanan dan Kesehatan Makanan Hamster Makanan Racikan makanan yang dilarang untuk anjing maltese mamalia hewan yang menyusui Marketing marmut memelihara anjing Mengapa mengenal anjing Merak Miniature Pinscher Miniature Schnauzer Modem monyet Motivasi Movies Murah Music My Galery My Pets My Sweet Story Home Negeri New Item News Olahraga orangutan Padang pakan ikan Palembang Panduan papillon Pasir Zeolite pekingese Pembroke Welsh Corgi Pemelihara Pemula Penanganan Pengembangan Diri Pengumuman Kuis Penyakit penyakit anjing Penyebab Kematian Hamster perawatan Perawatan Iguana Pergi Perlengkapan Hamster Pernikahan Personality Test Pertolongan Photograph Photoshop Piala Piala Jambi Piala Murah Politik pomeranian poodle Pray For Indonesia Profil Usaha Promo pug Quiz and Games ragam ragdoll Rainbow Cake ras anjing murni Recommended Article Regional Ambarawa Regional Bali regional Balikpapan Regional Bandar Lampung Regional Bandung Regional Banjarmasin Regional Banten Regional Banyuwangi Regional Batam Regional Baturaja Regional Bekasi Regional Bengkulu regional Blitar Regional Blora Regional Bogor Regional Bojonegoro Regional Boyolali Regional Cilacap Regional Cimahi Regional Cirebon Regional Demak Regional Depok Regional Garut Regional Gresik Regional Jakarta Regional Jambi Regional Jawa Barat Regional Jawa Tengah Regional Jawa Timur Regional Jayapura Regional Jember Regional Kalimantan Selatan Regional Kalimantan Timur Regional Kebumen Regional Kediri Regional Klaten Regional Lampung Regional Madiun Regional Magelang Regional Makassar Regional Malang Regional Manado Regional Medan Regional Muntilan Regional Padang Regional Palembang Regional Palu Regional Pangandaran Regional Pekalongan Regional Pekan Baru Regional Pemalang Regional Pontianak Regional Purwokerto Regional Purworejo Regional Riau Regional Salatiga Regional Samarinda Regional Semarang Regional Sidoarjo Regional Singkawang Regional Solo Regional Sragen Regional Subang Regional Sumatra Selatan Regional Sumatra Utara Regional Surabaya Regional Surakarta Regional Tangerang Regional Tasikmalaya Regional Yogyakarta reproduksi mamalia Resep Kue Result Roborovsky Roborovsky Normal Roborovsky White Face Rontok Rottweiler Rough Collie Rujukan runa rusa Sahabat Ilmu Jambi saint bernard Sakit saluki samoyed Scorpion Scottish Terrier Seminar Seputar Hamster Serbuk Jati Service Laptop shar pei Shetland Sheepdog shiba inu shih tzu siam Siang siberian husky singa Skipsi Smartphone Gratis Soa Payung somali Sovenir Sports Sugar Glider Suka Sumatra Barat Sumatra Selatan Super Red Syrian Syrian Long Hair Syrian Short Hair Tahukah Kamu?? Tanda Tart Telopia Teman Tempat Nongkrong Termahal ternak Terrarium Terrier Tibet Tidur Tiket Pesawat Tips and Tricks tips hidup sehat Tips Merawat tonkinese toxoplasma Trophy Tropi Tropy Tugas Sayembara II twitter Uang Langka ular Usia Hamster Siap Kawin Varanus Vitamin Hamster Wadah Makan West Highland White Terrier Winter White Winter White Golden Red Eyes Winter White Pearl Red Eyes Wisata Yorkshire Terrier
Tampilkan postingan dengan label ular. Tampilkan semua postingan

Bisul bernanah / Abscesses.
Pada umumnya bisul bernanah disebabkan oleh luka yang terinfeksi oleh kuman sewaktu proses penyembuhan. Bisul ini berbentuk seperti gumpalan yang menonjol dari bawah kulit yang bisa juga memanjang sampai ke organdalam ular. Biasanya agak sukar dibedakan bisul bernanah ini dengan tumor, atau telur atau sembelit pada ular dan hanya dokter hewan yang berpengalaman yang boleh menangani kasus bisul bernanah ini karena mereka bisa memberikan diagnosa yang tepat apalagi bila melibatkan organ bagian dalam dari ular. Perawatan yang diperlukan untuk bisul bernanah ini termasuk dalam kegiatan membedah bisul dan kemudian mengeluarkan nanah seluruhnya dilanjutkan dengan pembersihan dan penutupan bekas luka sambil memberikan perawatan antibiotik.

Melepuh / Blister.
Biasanya hanya diderita oleh ular peliharaan. Ini adalah penyakit yang bisa dihindari melalui perawatan lingkungan yang tepat. Apabila ular dipelihara dengan alas yang kotor, berjamur atau terlalu basah/ lembab, maka luka melepuh yang berisi air bisa terjadi di bagian bawah badan ular. Luka lepuh ini berbeda dengan luka melepuh akibat panas dan harus diperhatikan secara seksama dulu sebelum perawatan. Awalnya hanya akan muncul satu atau dua luka lepuh tapi apabila diabaikan bisa bertambah dan bisa juga mengancam keselamatan ular itu apabila menyebar ke mulut, hidung dan lubang anus ular. Perawatan yang paling tepat adalah pencegahan. Jagalah agar alas selalu bersih dan kering, segera bersihkan apabila terlihat ada kotoran atau air kencing dan gantilah alas secara teratur. Luka lepuh yang jumlahnya masih sedikit, bisa diobati sendiri di rumah. Sterilkan sebatang jarum yang tajam dan secara perlahan pecahkan luka lepuh itu lalu gunakan kapas atau perban yang bersih untuk menyerap sebanyak mungkin cairan yang ada di dalam luka lepuhan itu. Dilanjutkan pengobatan untuk lukanya, dua kali sehari dioleskan betadine atau hydrogen peroxide dan bubuhkan juga antibiotik. Apabila kiranya luka lepuh ini cukup banyak atau berlanjut ke bagian bagian tertentu dari ular, lebih baik segera dibawa ke dokter hewan yang berpengalaman.

Luka bakar / burns.
Luka bakar pada reptil biasanya muncul sewaktu reptil mencari tempat yang hangat , sayangnya tempat itu terlalu panas atau si ular berdiam disana terlalu lama. Didalam kandang, sewajarnya tidak ada sumber panas , karena yang digunakan adalah panasnya bukan sumber panasnya.
Hot rocks biasanya dijual kepada pemelihara reptil pemula sebagai penghangat untuk reptil, tapi hot rocks memiliki reputasi yang buruk karena bisa mengakibatkan luka bakar. Ular yang lepas seringkali mencari tempat yang hangat untuk bersembunyi, misalnya di dekat mesin heater, yang kemudian bisa mengakibatkan luka bakar. Ciri2 luka bakar pada ular adalah sisik yang berwarna coklat, hitam atau abu abu dan di luka bakar yang lebih serius, akan melepuh. Luka bakar ringan harus dibersihkan setiap hari dengan hydrogen peroxide atau Betadine yang sudah dicairkan lalu diolesin krim untuk luka bakar yang mengandung antibiotik, sedangkan luka bakar yang serius, harus ditangani oleh dokter hewan yang berpengalaman yang bisa memutuskan apa yang harus dilakukan pada kerusakan jaringan kulit dan dehidrasi pada ular

SEMBELIT / CONSTIPATION
Pencernaan ular tergantung pada ukuran dan metabolismenya, bisa lebih lama, bisa juga lebih cepat, tapi apabila jadwal yang seharusnya sudah terlewati dan ular terlihat bengkak, lesu dan kurang nafsu makan itu mungkin disebabkan oleh sembelit. Pengobatan sederhana memerlukan perendaman di air hangat selama 15 menit /hari yang biasanya bisa sangat membantu mempercepat pengeluaran apalagi bila dibantu dengan pijatan ringan ke arah bawah selama perendaman. Apabila tindakan ini tidak membantu dan bagian perut ular semakin membengkak, lebih baik segera menemui dokter hewan yang berpengalaman , karena terkadang, kotoran bisa berbentuk sangat keras dan tidak bisa dikeluarkan atau ular memakan sesuatu yang tidak bisa dikeluarkan secara normal sehingga diperlukan tindakan operasi untuk mencegah kematian.

Luka gores & gesekan / Cuts and abrasions
Apapun bentuk lukanya, harus ditangani seperti kita menangani luka pada manusia dimana luka harus dalam keadaan selalu bersih, di obati dengan antibiotik setiap hari sampai sembuh. Membalut luka dengan perban pada ular adalah hal yang hampir tidak mungkin, jadi sebagai penggantinya bisa dipakai band aid yang tahan air. Tapi apabila luka terjadi pada bagian kepala, lebih baik ular diamankan di ruangan perawatan.
Luka gesekan biasanya terjadi sewaktu ular terus menerus menggesekkan mukanya ke bagian kandang berusaha untuk keluar, jadi cara pencegahan adalah menutup bagian kandang atau merubah struktur kandang. Luka gigitan dari binatang lain atau ular lain bisa dicegah dengan memisahkan binatang , mangsa mamalia seharusnya dibuat setengah sadar atau mati sewaktu diberikan kepada ular untuk mencegah tindakan bela diri dari si mangsa yang bisa mengakibatkan luka pada pemangsanya.

Inclusion Body Disease (IBD)
IBD adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang ditemui di ular peliharaan. Biasanya dijumpai di jenis boa dan python terutama pada jenis molurus dan boa constrictors. Tanda tanda berbeda pada tiap jenis tapi biasanya melibatkan gangguan saraf , tumor dan penyakit lainnya. Tanda khas dari gangguan saraf pada ular adalah keadaan dimana ular tidak bisa mendirikan badannya, selalu tergolek ke arah belakang, melihat ke atas (star gazing), tidak merespon gerakan , besar pupil mata yang tidak seimbang, muntah muntah dan kelumpuhan. Apabila anda mencurigai ular anda menderita IBD, segeralah isolasikan pada tempat yang terpisah dan segera mencari bantuan dari dokter hewan yang berpengalaman. Sampai sekarang ini, belum ada pengobatan yang bisa mengobati IBD, dan biasanya tindakan euthanasia selalu dianjurkan. Tindakan pencegahan untuk IBD adalah selalu melakukan tindakan karantina terhadap ular yang baru selama 90 – 180 hari sebelum menggabungkan dengan ular lain dan pembersihan kandang ular dari kutu yang diduga juga menjadi penyebar IBD harus selalu dilakukan , dan jangan menggunakan kandang yang pernah dipakai ular yang menderita IBD untuk ular lain sebelum diadakan pembersihan total dengan cairan pemutih /bleaching.

Parasit / parasites
Ular ular tangkapan liar biasanya menderita parasite, tapi bisa juga diakibatkan oleh mangsa atau tertular dari ular lain. Penyakit yang disebabkan oleh parasite biasanya agak susah untuk dideteksi, gejala gejalanya biasanya muntah , kurang nafsu makan, berat badan yang menurun dan penampilan sakit dari ular. Kotoran ular yang dibawa ke laboratorium untuk diperiksa bisa untuk mendiagnosa adanya parasit pada ular, yang kemudian bisa dijadikan acuan pengobatan. Tanpa adanya diagnosa dari dokter hewan yang berpengalaman, pemakaian obat cacing sangat tidak dianjurkan.

Kutu dan Caplak / Mites & ticks
Kutu pada ular biasanya berbentuk hewan kecil seperti titik yang berkeliaran di kulit ular. Warnanya bisa merah, hitam atau putih sementara caplak berbentuk lebih besar yang tergantung pada bagian tertentu pada ular atau ada di bawah sisik ular. Metode teraman untuk menyingkirkan caplak ini dengan mengoleskan petroleum jelly pada caplak untuk memaksa caplak ini melepaskan gigitannya pada ular. Mencabut caplak pada ular dengan menggunakan pinset juga harus dipastikan kepala caplak itu ikut tercabut karena apabila kepala caplak itu tertinggal di kulit ular, bisa mengakibatkan infeksi yang kemudian bisa mengakibatkan abses atau luka bernanah . apabila ini terjadi, segeralah menemui dokter hewan yang berpengalaman.
Penanganan kutu yang paling aman adalah merendam ular itu dengan air hangat, selama beberapa jam, sampai terlihat kutu kutu yang terlepas dari kulit dan tenggelam di dalam air, dan selama kegiatan ini dilakukan, jangan lupa juga membersihkan kandang ular itu untuk mencegah adanya serangan lanjutan dan segera ganti tempat2 atau alat2 yang dicurigai menjadi sarang kutu. Pembersihan sebaiknya dilakukan menggunakan cairan pemutih/bleaching lalu di jemur di panas matahari selama mungkin.

Muntah / Regurgitation.
Penyebab muntahnya ular biasanya disebabkan oleh stress , penanganan yang terlalu cepat sehabis makan , lingkungan yang tidak layak atau penyakit yang belum terdiagnosa. Setelah makan, tunggu selama minimal 2 hari sebelum menangani ular, biarkan juga ular mempunyai tempat hangat yang bisa membantunya mencerna makanannya. Kalau sempat perhatikan juga kalau alaminya ular mencari tempat hangat dan bersembunyi setelah makan. Suhu yang terlalu dingin juga bisa menyebabkan ular memuntahkan makanannya , yakinkan kalau makanan dalam keadaan tidak tercemar dan dalam ukuran yang seharusnya. Apabila ular muntah lebih dari satu kali maka penyebabnya bukan lagi stress atau lingkungan yang tidak memadai melainkan gejala penyakit. Segeralah bawa ke dokter hewan yang berpengalaman. Ular muntah tidak boleh dianggap remeh karena muntah bisa menyebabkan akibat psikologis pada ular yang mengakibatkan ular menghindari jenis makanan tertentu.

 Penyakit pernafasan / Respiratory Illness
Banyak penyakit pernafasan bisa ditangani dan dicegah dengan pemeliharaan yang terjaga baik lingkungan atau keadaan. Tempat yang bersih, bebas stress dengan suhu yang hangat bisa membuat ular hidup senang dan sehat . gejala penyakit pernafasan antara lain batuk, bersin, bernafas dengan mulut terbuka, keluar cairan dari hidung/mulut, nafas yang berbunyi dan lesu . Apabila gejala gejala diatas mulai nampak, segera tingkatkan suhu kandang sampai 30 derajat celcius untuk merangsang daya tahan ular lalu pisahkan dari ular ular lain, baik kandang atau ruangan lain karena penyakit pernafasan ini bisa menular dari udara. Apabila keadaan semakin memburuk, segera temui dokter hewan yang berpengalaman, biasanya mereka akan memberikan antibiotik baik melalui obat atau suntikan dan juga tambahan vitamin .

Problem ganti kulit / Shedding problem (retained eyecaps , tail)

Kelembaban adalah kunci untuk mencegah masalah ganti kulit pada ular. Dimulai waktu mata ular mulai kelabu, selalu dianjurkan untuk menyemprotkan air didalam kandang untuk menjaga kelembaban. Tempat air juga harus ada untuk tempat ular berendam menjelang ganti kulit itu.
Beberapa ular kadang mengalami kesulitan sewaktu ganti kulit yang diakibatkan lingkungan yang kering atau bekas luka. Selalu memeriksa kulit lama yang harusnya dalam satu bentuk dan tidak terpecah pecah. Yakinkan kalau bagian mata dan ekor juga ikut mengelupas. Karena pengelupasan bagian ekor yang tidak sempurna bisa mengakibatkan kulit lama menumpuk dan membuat aliran darah ke bagian ekor tidak sempurna dan akhirnya harus diamputasi karena membusuk.
Pada bagian mata, apabila tertinggal harus disingkirkan untuk mencegah infeksi yang mengakibatkan kebutaan pada ular. Untuk menyingkirkan kulit mata , basahi mata ular dengan air bersih lalu gunakan dobel tape, sentuh bagian mata supaya kulit lama menempel. apabila kulit di bagian mata masih juga menempel,segera jumpai dokter hewan yang berpengalaman.

Sariawan / Stomat*t*ts
Juga dikenal dengan sebutan mouth rot, ini adalah penyakit yang umum dijumpai pada ular peliharaan. Sewaktu bakteri memasuki mulut, bisa menyebabkan infeksi meliputi bagian mulut, gusi dan berpotensi juga menyerang bagian pencernaan ular. Tanda tanda ular terkena sariawn antara lain adanya pembengkakan , perubahan warna pada mulut dan gusi, mulut yang tidak bisa tertutup sempurna. Pencegahan bakteri bisa dilakukan dengan pembersihan yang teratur, air minum bersih dan menyingkirkan segala benda yang bisa mengakibatkan luka pada mulut ular. pisahkann ular yang terinfeksi dari yang lain, bersihkan mulut dengan kapas atau cotton bud dengan betadine yang dicairkan, yakinkan kalau ular tidak menelan cairan pembersih dengan mengarahkan kepala ular ke bagian bawah sewaktu melakukan pembersihan, lalu oleskan obat yang mengandung antibiotik, apabila keadaan tidak juga membaik selama seminggu, segera jumpai dokter hewan yang berpengalaman sesegera mungkin.

Dubur Keluar (rectal collapse/prolaps)
Dubur keluar terjadi ketika bagian terakhir dari usus - dubur - "muncul keluar" dari anus. Bahayanya ialah bahwa bagian tersebut dapat kering atau luka-luka ketika ular bergerak, membengkak dan mati, dan dapat mematikan jika tidak ditangani dengan cepat. Penyakit ini di Candoia tampaknya sangat langka, mungkin hanya terjadi pada ular tertentu. Prolapse di ular pada umumnya, bagaimanapun, tidak jarang, tetapi tidak cukup umum. Pada green tree boas hal ini sering terjadi. Ada beberapa kemungkinan alasan untuk sebuah prolaps: parasit, dehidrasi, stres, dan overfeeding / powerfeeding. Kebanyakan candoia mengalami kegemukan akibat overfeeding hal ini yang memicu terjadinya prolaps. Selain itu penyabab lain juga dehidrasi, meskipun mangkuk besar air dan mistings tiga kali seminggu.
Prolaps jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan prolaps tersebut mengering. Bahkan pada beberapa kasus dapat membentuk membran pelindung seperti kulit. Jika tidak tepat untuk memasukkan kembali prolaps ke dalam perut akan menimbulkan luka pada membran tipis tersebut. Kami berpikir untuk sementara bahwa hal itu tidak akan mungkin untuk masukkan kembali dan itu harus dipotong. Beberapa dokter hewan menggunakan thermometer untuk memasukkan kembali prolaps ke dalam perut ular.
Untuk mengobatinya dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan makanan. Jangan sekali memencet perut ular dengan alasan apapun. Berikan air hangat diperutnya agar ular merasa nyaman dan diharapkan prolaps akan masuk kembali ke dalam perut.
Jika terjadi prolaps kita dapat segera memasukkan prolaps tersebut ke dalam perut ular. Dilakukan dengan jari saja cukup. Kalua jijik dapat menggunakan sarung tangan. Anda dapat menggunakan gula dan pasta air dan dioleskan pada prolaps, atau krim wasir untuk mencoba mengurangi pembengkakan untuk membantu dengan memasukkan ke dalam perut. Anda juga harus menjaga prolaps yang lembab dengan sedikit minyak mineral atau KY jelly.
Dokter hewan mungkin dapat mendorong prolaps kembali dalam menggunakan jarinya atau termometer. Jika ia tidak bisa, tapi dubur masih sehat, ia mungkin menyarankan sayatan kecil untuk memperbesar anus, memberikan ruang yang cukup untuk mendorong prolaps kembali masuk Jika prolaps rektum rusak, mati atau kering.
Dua jahitan, satu di kedua sisinya, bisa dianjurkan untuk memastikan penyembuhan yang tepat. Berikan ular dengan antibiotik oral. Jangan beri makan ular Anda selama 3 minggu. Anda harus memastikan ular telah membuang kotorannya. Sebaliknya, menyediakan mangkuk kecil air dan lembab dengan lumut sphagnum basah.
Berikan antibiotik jika perlu, mengurangi makan untuk satu kali makan kecil (hanya cukup untuk menyebabkan benjolan kecil di perut) setiap 2-3 minggu; tingkatkan kelembaban, tempatkan di tempat yang tenang.

Inclusion Body Disease (IBD)

IBD adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang ditemui di ular peliharaan. Biasanya dijumpai di jenis boa dan python terutama pada jenis molurus dan boa constrictors. Tanda tanda berbeda pada tiap jenis tapi biasanya melibatkan gangguan saraf , tumor dan penyakit lainnya. Tanda khas dari gangguan saraf pada ular adalah keadaan dimana ular tidak bisa mendirikan badannya, selalu tergolek ke arah belakang, melihat ke atas (star gazing), tidak merespon gerakan , besar pupil mata yang tidak seimbang, muntah muntah dan kelumpuhan.Apabila anda mencurigai ular anda menderita IBD, segeralah isolasikan pada tempat yang terpisah dan segera mencari bantuan dari dokter hewan yang berpengalaman. Sampai sekarang ini, belum ada pengobatan yang bisa mengobati IBD, dan biasanya tindakan euthanasia selalu dianjurkan. Tindakan pencegahan untuk IBD adalah selalu melakukan tindakan karantina terhadap ular yang baru selama 90 – 180 hari sebelum menggabungkan dengan ular lain dan pembersihan kandang ular dari kutu yang diduga juga menjadi penyebar IBD harus selalu dilakukan , dan jangan menggunakan kandang yang pernah dipakai ular yang menderita IBD untuk ular lain sebelum diadakan pembersihan total dengan cairan pemutih /bleaching.

sumber : http://pensilreptile.weebly.com/penyakit-pada-ular.html

Tips Memegang dan Memberi Pakan Ular

Tips Memegang dan Memberi Pakan Ular

Seberapa sering ular itu harus dipegang?



Pertanyaan ini sering kali ditanyakan oleh para pehobi yang baru memulaimemelihara ular. Untuk menjawabnya memang agak sulit sebab memang tidak ada patokan khusus untuk hal ini. Namun yang pasti, kita jangan terlalu sering menyentuh ular peliharaan kita supaya ular tidak menjadi stres. Tapi jangan juga hingga jarang disentuh atau di pegang karena ular peliharaan kita akan menjadi galak bila tidak terbiasa dipegang. Tentu saja ini juga tergantung dari setiap ular itu sendiri serta tergantung dari jenis ular apa yang dipelihara.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah jangan memegang ular yang baru selesai makan, berilah waktu beberapa hari sesudah ular itu makan kenyang sebelum dipegang. Ular yang dipegang sesudah selesai makan dapat menjadi stres dan makanannya dapat bisa dimuntahkan lagi, bahkan ada juga ular yang menjadi agresif sesudah kenyang makan. Sebaiknya sesudah 2 atau 3 hari setelah makan barulah ular kita pegang, tapi ini juga tergantung dari kondisi ular tersebut. Jika masih ada benjolan di perut walaupun sudah 3 hari, sebaiknya jangan dulu di pegang.


Buat Jadwal Pemberian Pakan Ular

Dalam membuat jadwal pakan ular, ini tergantung dari jenis dan ukuran ular yang kita miliki. Intinya adalah berikan pakan yang sehat dan bebas dari penyakit. Biasakan setiap kali memberi makan ular jadwal pemberian pakannya tetap, misalkan setiap seminggu sekali dan memiliki porsi yang cukup. Untuk banyak pakannya dapat bervariasi, tapi harus diperhatikan jangan sampai makanan kurang atau terlalu kenyang. Contohnya bila ular kita dapat memakan 5 ekor ayam dalam satu kali makan, maka cukup berikan 4 ekor ayam saja setiap kali makan. Prinsipnya kurangi porsi makan dari kemampuan maksimalnya.



Berilah ular mangsa yang ukurannya lebih besar dari kepala ularnya, makin besar semakin bagus tapi juga tergantung dari kemampuan ular tersebut. Tapi jangan pula terlalu besar sampai ular kesulitan atau bahkan menolak makan, ular dapat memangsa mangsa yang berukuran 2 kali ukuran kepalanya. Bagi ular kecil yang akan diberikan mangsa tikus putih (RAT), sebaiknya ketika diberikan makan terus di lihat. Jika tidak segera di makan sebaiknya diambil kembali dan diberikan lagi di waktu yang lain saat ular sudah siap makan. Kenapa mesti terus di lihat?, sebab adakalanya justru ular peliharaan kita yang digigit oleh tikus tersebut dan bisa melimbulkan kematian. Terutama jika mangsanya tikus putih yang besar (RAT), beda jika mangsanya tikus putih kecil (MICE) yang jinak dan tidak bisa besar.

sumber : http://www.hewankesayangan.com/ular/tips-memegang-dan-memberi-pakan-ular



Membersihkan kandang ular adalah hal terpenting dalam memelihara ular. Kondisi kandang yang tidak bersih bisa membuat ular mogok makan yang biasanya akan berakhir dengan kematian. Tips berikut bisa diaplikasikan kepada semua jenis ular yang biasa dipelihara, termasuk ball phyton, retic, dan lain sebagainya.

Berikut adalah tips cara
membersihkan kandang ular


1. Pindahkan ular ke kandang cadangan atau wadah dan tempat yang agak tinggi, sekiranya ular tidak bisa melarikan diri.

2. Keluarkan dan bersihkan semua aksesoris kandang dengan cara dicuci menggunakan air dan desinfektan satu persatu, kemudian jemur dibawah sinar matahari hingga kering.

3. Selama aksesoris kandang dijemur, kandang yang telah kosong bisa dicuci menggunakan desinfektan. Perhatikan setiap detil kandang dan bersihkan bila ada kotoran yang tertinggal. Kemudian bilas kandang dengan air, dan jemur hingga kering.

4. Setelah kandang dan aksesoris kering, pindahkan kandang dan aksesoris itu ke ruangan teduh, kemudian diamkan beberapa menit hingga hawa panas akibat penjemuran hilang. Kemudian masukkan dan pasang lagi semua aksesoris kandang di dalam kandang, dan masukkan kembali ularnya. Jangan lupa untuk menutup pintunya lagi.

Demikian cara membersihkan kandang ular. Tidak sulit bukan? Lakukan cara diatas untuk membersihkan kandang ular minimal 2 minggu sekali tergantung seberapa kotor kandangnya. Semoga tips diatas bisa membantu anda para pecinta ular.


A. Ular Berbisa Tinggi


Jenis ular berbisa sebenarnya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan ular yang tidak berbisa. Ular berbisa biasanya tidak terlalu agresif karena mereka mengandalkan bisanya untuk melindungi diri dari musuh. Sebenarnya bisa ular lebih berfungsi untuk berburu mangsa saja.

1. Ular Weling (Bungarus Candidus)

Ciri-ciri fisik: Kepala oval, panjang tubuh dewasa sekitar 80 – 160 cm, warna kulitnya loreng hitam putih cerah dengan ukuran yang tidak seragam melingkar membentuk cincin, badan berpenampang bulat, bagian bawah putih polos, kelihatan mencolok di malam hari.
Habitat: Sawah, perkebunan, dekat pemukiman penduduk, perbukitan dataran rendah sampai pada ketinggian 1600 m dpl.
Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), tidak agresif di siang hari, cenderung menghindar jika diganggu atau menyembunyikan kepalanya di bawah badannya dengan melingkar, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha mendekti.
Tipe gigi: Ophistoglypha.
Racun dominan: Neurotoxin (menyerang sistem syaraf)
Efek pada luka gigitan: hampir tidak ada.
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
Efek klinis: Menyebabkan kematian, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 60 – 70%






2. Ular Welang (Bungarus Fasciatus)

Ciri-ciri fisik: Kepala oval, panjang tubuh dewasa sekitar 110 – 213 cm, warna kulitnya loreng hitam kuning cerah dengan ukuran yang seragam melingkar membentuk cincin, badan cenderung segitiga (tidak bulat), kelihatan mencolok di malam hari.
Habitat: Hutan, persawahan, perkebunan atau di sekitar permukiman penduduk.
Makanan: Kadal, katak, ular, tikus atau mamalia kecil lainnya.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), tidak agresif di siang hari, cenderung menghindar jika diganggu atau menyembunyikan kepalanya di bawah badannya dengan melingkar, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha mendekti.
Tipe gigi: Ophistoglypha.
Racun dominan: Neurotoxin (menyerang sistem syaraf)
Efek pada luka gigitan: hampir tidak ada.
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
Efek klinis: Menyebabkan kematian, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 1 – 10%









3. Ular Luwuk (Trimeresurus Albolabris)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 40 – 100 cm, kepalanya berbentuk segi tiga, leher kecil, sisik kasar, mempunyai lubang sensor panas di antara mata dan lubang pernafasan, mata merah, warna kulit bawah hijau cerah sedangkan punggungnya agak tua, ekor merah dan runcing.
Habitat: Hutan bambu, semak-semak hijau, pepohonan hijau atau dekat sungai.
Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada mamal hari) dan semi arboreal (siang hari menghabiskan waktu di dahan pohon dan malam hari di daratan), tidak melarikan diri bila di pegang atau diganggu bahkan akan langsung menggigit.
Tipe gigi: Solenoglypha (taring bisa dapat dilipat.
Racun dominan: Hemotoxin (menyerang sel darah)
Efek pada luka gigitan: Sakit, bengkak, memar, terasa panas.
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek klinis: Berpotensi membahayakan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 1 – 10%







4. Ular Bandotan Macan (Vipera Russelli)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 100 – 150 cm, badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan, membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leherjantan lebih besar dari pada betina, kepalanya berbentuk segi tiga, mempunyai lubang sensor panas di antara mata dan lubang pernafasan.
Habitat: Semak-semak daun kering, ladang pertanian, persawahan, daerah bebatuan, atau padang rumput pd ketinggian sampai 2000 m dpl.
Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), mulai aktif pada sore hari, menangkap mangsa dengan cara menyergap (ambush), jika merasa terganggu akan cenderung diam dari pada melarikan diri dan akan mengeluarkan suara (hissing) yg sangat keras dengan di barengi dgn posisi siaga (“S” shape) mulai dari leher ke kepala. serangannya sangat cepat dan luka gigitan sangat dalam.
Tipe gigi: Solenoglypha (taring bisa dapat dilipat).
Racun dominan: Hemotoxin (menyerang sel darah)
Efek pada luka gigitan: Sakit, bengkak, memar, terasa panas.
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek klinis: Berpotensi mematikan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 10 – 20%









5. Ular Bandotan Jedor (Calloselasma Rhodostoma)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 110 cm, tubuh berwarna coklat dengan corak gambar seperti diamond, membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher, sisik kasar, kepalanya berbentuk segi tiga, mempunyai lubang sensor panas di antara mata dan lubang pernafasan.
Habitat: Semak-semak daun kering, ladang pertanian, persawahan, daerah bebatuan.
Makanan: Kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari) dan diurnal (jarang), cenderung aktif jika kelembaban meningkat, hampir tidak ada gerakan berarti untuk menghindari predator/manusia, tdk termasuk ular yang agresif namun siap menyerang jika di ganggu.
Tipe gigi: Solenoglypha (taring bisa dapat dilipat).
Racun dominan: Hemotoxin (menyerang sel darah)
Efek pada luka gigitan: Sakit, bengkak, memar, terasa panas.
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek klinis: Berpotensi mematikan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 1 – 10%









6. Ular King Kobra (Ophiophagus Hannah)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 200 – 559 cm, warna kulitnya hitam dengan cincin putih (tidah terlalu terang) di sepanjang tubuhnya.
Habitat: Hutan tropis, padang rumput terbuka, dataran rendah, sampai pada ketinggian 1800 m dpl.
Makanan: Utamanya ular dan kadal.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), terestrial dan kanibal. termasuk ular yg tidak agresif, lebih memilih untuk lari jika di ganggu, namun jika terpojok maka ular ini akan menaikan tubuhnya tinggi2 sambil mengembangkan tubuh di sekitar lehernya (hood) dan akan mengeluarkan suara yg cukup keras.
Tipe gigi:
Racun dominan: Postsynaptic neurotoxins (menyerang sistem syaraf) yang dapat membunuh manusia dalam 3 menit.
Efek pada luka gigitan: sakit, bengkak, memar, cell mati (necrosis)
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
Efek klinis: Berpotensi mematikan, tingkat kematian karena tidak tertolong sekitar 50 – 60%









7. Ular Kobra Hitam/Ular Sendok (Naja Sputatrix)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 130 – 185 cm, warna kulitnya hitam legam (daerah blitar), leher coklat melingkar.
Habitat: Hutan, persawahan, perkebunan atau di sekitar permukiman penduduk, sungai.
Makanan: Kadal, katak, ular, tikus atau mamalia kecil lainnya.
Kebiasaan: Diurnal, terestrial, jika diganggu akan menyemprotkan bisa sebagai pertahanan.
Tipe gigi:
Racun dominan: Postsynaptic neurotoxins (menyerang sistem syaraf)
Efek pada luka gigitan: sakit, bengkak, memar, sel mati (necrosis)
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek pada sistem syaraf: Menyebabkan kelumpuhan.
Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa tinggi dan berpotensi membahayakan






8. Ular Pudak Bromo (Rhabdophis Subminiatus)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 130 cm, tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor, leher berwarna jingga, merah menyala dan hijau, badan berbintik putih, bagian bawah berwarna putih
Habitat: Hutan, persawahan, perkebunan atau di sekitar permukiman penduduk, sungai.
Makanan: Katak, cicak, kadal.>
Kebiasaan: Terrestrial dan diurnal.
Tipe gigi: Ophistoglypha.
Racun dominan: Mixture of procoagulants.
Efek pada luka gigitan: Terasa sakit pada luka gigitan, memar, bengkak dan terjadi pendarahan.
Efek racun pada tubuh: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, pingsan.
Efek klinis: Berpotensi menyebabkan kematian.


B. Ular Berbisa Menengah
1. Ular Sowo Bajing (Boiga Drapiezii)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 130 – 220 cm, warna kulitnya coklat muda.
Habitat: Hutan bakau, dataran rendah / kaki bukit hutan tropis, sungai.
Makanan: Burung, telur mereka sendiri, kadal, kodok, dan ular.
Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan.
Tipe gigi: Ophiestoglypha
Racun dominan: Belum diketahui.
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.




2. Ular Cincin Emas/Taliwongso (Boiga Dendrophila)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 120 – 250 cm, tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur, ada juga yang berwarna hitam putih, tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan, labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil, mata bulat dengan pupil mata elips vertikal.
Habitat: Hutan bakau, dataran rendah / kaki bukit hutan tropis, sungai.
Makanan: Burung, rodent, kadal, kodok, ikan, dan ular.
Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan, perenang handal, jika diganggu akan membuka mulutnya cukup lebar dan membentuk posisi siaga dan jika menggigit maka mangsanya akan di kunyah untuk mengalirkan bisanya, juga dpt membunuh mangsanya dgn cara membelit.
Tipe gigi: Ophiestoglypha
Racun dominan: Belum diketahui.
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.




3. Marble Cat Snake (Boiga Multimaculata)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 120 cm, warna kulitnya coklat muda dengan totol-totol coklat tua.
Habitat: Hutan tropis, dataran rendah sekitar sungai / kali pd ketinggian 1700 m.
Makanan: Burung, telur mereka sendiri, kadal, kodok dan ular.
Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan, perenang handal, jika diganggu akan membuka mulutnya cukup lebar dan membentuk posisi siaga dan jika menggigit maka mangsanya akan di kunyah untuk mengalirkan bisanya, juga dpt membunuh mangsanya dgn cara membelit.
Tipe gigi: Ophiestoglypha
Racun dominan: Belum diketahui.
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.




4. Ular Kadut Air (Homalopsis Buccata)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 100 cm, tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua gelap sampai hitam, corak belang dengan bentuk yang tak beraturan, tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih, tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam, terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya, terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
Habitat: Sawah, sungai.
Makanan: Katak, ikan, reptile kecil lainnya.
Kebiasaan: Nokturnal (aktif pada malam hari).
Tipe gigi: Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal
Racun dominan:
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa gatal pada luka.
Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa ringan.




5. Ular Gadung Pucuk/Ulo Jangan (Dryophis Prasinus)
Ciri-ciri fisik: Tubuhnya panjang dan sangat kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 80 – 200 cm, tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat, saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan biru, tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih, tubuh bagian ventral berwarna hijau, kepala panjang dengan dengan moncong meruncing , mata horizontal.
Habitat: Dataran rendah, hutan tropis, sungai.
Makanan: Burung, kadal, katak dan reptil kecil lainnya.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), arboreal, dapat bergerak dengan cepat diantara semak atau cabang pohon dan juga sering di temukan pd dasar hutan (juvenile).
Tipe gigi: Ophiestoglypha.
Racun dominan:
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
Efek racun pada tubuh: Tidak ada efek yang berarti bagi manusia.
Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa ringan.


C. Ular Tidak Berbisa

Ular yang tidak berbisa umumnya bersifat sangat gesit apalagi jika bertemu dengan makluk yang lebih besar karena mereka merasa takut, makanya mereka sering melarikan diri saat bertemu kita untuk menyelamatkan diri.
1. Ular Tampar /Tali Picis (Dendrelaphis Pictus)
Ciri-ciri fisik: Tubuh panjang dan kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 100 cm, kepala oval, mata horizontal, lidah berwarna merah, warna kulitnya coklat dan ada 2 garis hitam memanjang dari kepala ke ekor, bagian bawah terdapat garis kuning memanjang hingga ekor.
Habitat: Pepohonan, hutan tropis, sungai.
Makanan: Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), dapat bergerak dengan cepat diantara semak atau cabang pohon dan juga sering di temukan pd dasar hutan (juvenile), muncul bintik putih di leher jika marah.
Tipe gigi: Aglypha
Racun: Hanya berbahaya bagi sesama ular.
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.
Efek racun pada tubuh: Tidak ada efek bagi manusia.



2. Ular Lare Angon (Xenochrophis Vittatus)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 75 cm, dengan sepasang pita coklat yang membujur di punggungnya (geminatus = berpasangan), warna punggung selebihnya coklat muda, dengan garis hitam putus-putus di bagian bawah.
Habitat: Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon.
Makanan: Katak, tikus, burung.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), gerakannya gesit, akan lari jika bertemu predator/manusia.
Tipe gigi: Aglypha.
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.



3. Ular Kayu/Priting (Ptyas Korros)

Ciri-ciri fisik: Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan, panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 170 cm, sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap sisiknya, tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning, mata bulat, besar dan hitam, pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas (dorsal).
Habitat: Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon.
Makanan: Katak, tikus, burung.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), gerakannya gesit, akan lari jika bertemu predator/manusia.
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.



4. Ular Jali (Ptyas Mucosus)

Ciri-ciri fisik: Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive), Terdapat garis-garis vertikal hitam pada begian kepala (bibir) dan belakang, Tubuh bagian ventral berwarna putih, Mata bulat, besar,hitam, Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan, Panjang ± 50 cm – 250 cm
Habitat : Darat (semak-semak), persawahan/ladang
Aktivitas : Diurnal (siang hari)
Makanan : Tikus, kodok, katak dan burung
Tipe gigi : Aglypa
Efek pada gigitan: tidak terlalu sakit





5. Ular Terawang (Elaphe Radiata)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 200 cm, tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis longitudinal berwarna hitam pada bagian tubuh depan, tubuh bagian depan belakang berwarna kuning, tubuh bagian ventral berwarna kuning, terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala.
Habitat: Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon.
Makanan: Katak, tikus, burung.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), gerakannya gesit, akan lari jika bertemu predator/manusia, pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang.
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.



6. Ular Kadut (Acrochordus Granulatus)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 120 cm, kulitnya kasar namun tipis, warnanya belang hitam putih atau abu2 putih yang berpola garis vertikal.
Habitat: Persawahan dan sungai.
Makanan: Katak, ikan.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari).
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit






7. Ular Air (Xenocrophis Piscator)

Ciri-ciri : Tubuh bagian dorsal berwarna kuning atau coklat kehijauan (olive) dengan tanda hitam berbentuk S berwarna hitam pada sepanjang tubuhnya atau garis-garis longitudinal, Tubuh bagian ventral putih dan terdapat garis hitam pada tiap sisiknya, Terdapat garis hitam pada bagian belakang mata, Mata bulat besar, Bila marah ular ini akna memipihkan tubuhnya ketanah, Panjangnya ± 110 cm – 120 cm
Habitat : ½ perarian, dekat kolam, sungai, sawah
Aktivitas : Diurnal (aktif pada siang hari)
Makanan : Katak dan ikan
Tipe gigi : Aglypha
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit



8. Ular Pelangi (Xenopeltis Unicolor)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 100 cm, Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena sinar matahari akan memantulkan warna pelangi, tubuh bagian ventral berwarna putih, kepalanya pipih, mata bulat besar.
Habitat: Sawah, ladang subur.
Makanan: Katak, ular, cacing.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari).
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit.



9. Ular Serasah (Sibynophis Geminatus)

Ciri-ciri fisik: Tubuhnya kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 50 – 70 cm, ciri utamanya terletak pada kalung tebal berwarna kuning jingga di tengkuk, dengan sepasang pita kuning agak jingga kecoklatan yang membujur di punggungnya (geminatus = berpasangan), warna punggung selebihnya coklat tua kemerahan, dengan garis hitam halus putus-putus di antara warna coklat dengan pita kuning, kepala coklat muda, dengan bibir atas berwarna putih menyolok, sisi bawah tubuh (ventral) kuning di bawah leher, kuning muda sampai putih kehijauan di sebelah belakang; dengan bercak-bercak hitam beraturan di batas lateral, iris mata berwarna kekuningan.
Habitat: Ladang subur, rerumputan.
Makanan: Katak kecil dan kadal.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), ular ini kerap menyusup-nyusup di serasah atau rerumputan sehingga jarang teramati, gesit.
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Tidak sakit.



10. Ular Sowo Kopi (Elaphe Flavolineata)

Ciri-ciri fisik: Tubuhnya kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 140 cm, tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan, terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang), tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam, tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman.
Habitat: Ladang kering, perumahan warga.
Makanan: Katak dan kadal.
Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Tidak sakit.



11. Ular Sanca Batik/Puspo Kajang (Python Reticulatus)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa dapat mencapai 1500 cm, tubuh bagian dorsal kekuning atau coklat dengan corak seperti jala (jajaran genjang) dengan warna hitam pada bagian dalamnya dikelilingi warna kuning, tubuh bagian ventral berwarna kuning, terdapat garis hitam memanjang dari bagian belakang mata, kepala berwarna kuning dengan garis hitam tepat pada tengah, mata bulat dengan pupil mata elip vertikal.
Habitat: Darat, hutan tropis dan dekat sungai (air).
Makanan: Mamalia dan unggas.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), membunuh mangsa dengan membelit..
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Dapat menyebabkan luka yang serius.



12. Ular Sanca Kembang (Python Molurus)

Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa dapat mencapai 800 cm, tubuh berwrna abu – abu hitam dengan corak gambar membentuk kotak tidak beraturan dgn garis tepi berwarna abu – abu, tubuh bagian ventral berwarna putih, kepala oval berwarna coklat dengan garis kunig atau abu – abu di pinggirnya, mata bulat dengan pupil mata elip vertikal.
Habitat: Darat, hutan tropis dan dekat sungai (air).
Makanan: Mamalia dan unggas.
Kebiasaan: Nocturnal (aktif pada malam hari), membunuh mangsa dengan membelit..
Tipe gigi: Aglypha
Efek pada luka gigitan: Dapat menyebabkan luka yang serius.

Sekarang masuk ke tujuan utama yaitu agar biawak bisa dihandle (bukan jinak)
Buat penulis, dia cuma melakukan satu cara. Cara ini adalah yang paling sulit, paling makan waktu, tapi dalam opininya, cara ini adalah cara yang paling baik. Tolong pahami bahwa penulis hanya sharing pengalaman yg berhasil buat dia, dia ga mengklaim bahwa dia adalah ahlinya. Penulis ga punya banyak biawak, ditotal ada 8 selama kurun waktu 13 tahun. 7 yang dipakein cara ini menjadi cukup nyaman berada di sekitar manusia. Cuma 1 yaitu savmon yang ga berhasil karena dia tetep bisa nyerang orang yg deket2 dia walau ga digodain sekalipun.

PENTING UNTUK MENYEDIAKAN KANDANG YANG UKURANNYA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN SI BIAWAK DAN WAKTU YANG CUKUP UNTUK ADAPTASI SEBELUM KAU MULAI INTERAKSI. STRES BISA MEMBUNUH NYAMBEKMU! PASTIKAN BIAWAK PADA KONDISI TERBAIK DULU


.:: 5 PROGRAM HANDLING - SESUAI PANCA INDERANYA ::.

SUARA
Hal paling pertama
Kamu harus tunggu paling engga beberapa minggu setelah kedatangan si biawak, tapi sebulan atau lebih lebih baik. Beri biawak kesempatan untuk nyaman di rumah barunya. Ingat, pindahnya dia ke rumahmu sangat bikin stres, dan kesehatannya juga penting walau kamu liat ga ada tanda2 sakit. Kmu pengen dia makan rakus dan pada kondisi terbaiknya ketika lu mau mulai tahap interaksi ini. Selama masa pengenalan, mulailah perawatan yang terjadwal. Biawakmu bakal lebih kalem saat dia emang berharap atau butuh sama lu. Jadwal atau rutinitas dia bakal terjaga dengan baik. Makin tepat waktu lu stiap hari ketika ngurus dia (brsiin kandang or kasi makan) smakin baik karena jadi suatu rutinitas yg terjadwal baik. Pastikan kau bicara ke dia dengan suara yg lembut ( ga harus lembut/pelan si tapi jangan kasar aja or ngagetin) ketika lagi beresin kandangnya. Juga baik apabila kita membuat biawak kita ngeliat bahwa kita yang bersiin kandang dia dan naro makanan dan minuman ke kandang. Jika biawaknya terlalu pemalu dia akan ngumpet, gapapa. Tetep bicara, dia ngedengerin kok. Jangan terlalu lama utak atik kandangnya, biawaknya perlu juga untuk istirahat dan privacy mereka. Diharapkan dalam waktu 6 minggu ke depan dia bakal mulai tengak tengok ketika denger suara lu yg merdu :mrgreen:

PANDANGAN
Ketia mereka dah nyaman di kandangnya, kamu bisa mulai langkah berikutnya mencoba untuk bertemen dengan mereka. Jika mereka ga tertarik dan terus sembunyi, kamu bisa mulai sering2 aja lwat2 di kandangnya or mandangin kandangnya, dll untuk menarik perhatian mereka, intinya spend some time hanging around di enclosurenya si biawak. Tujuannya biar dia bisa liat lu ngelakuin hal yg sama dgn dia. Belum waktunya buat pegang2 yeee! Kamu harus hanya lakuin hal hal yang si biawak pengen untuk dapat kepercayaan maksimum si biawak. Kamu bsa duduk depan kandang sambil baca buku, meditasi, belajar (hal2 kaya gini bisa keliatan bagi dia kaya lu lagi berjemur aja sama kaya mereka karena lu duduk diem kan tuh), jadi mereka bisa memperhatikan dan mempelajari dirimu. Pada awalnya, abaikan aja klo dia mulai tertarik sama kamu. Jangan nengok ke dia, jangan buat dirimu terlihat seperti pemangsa. Si biawak akan lbh nyaman jika kau berlagak cuek. Langkah ini bisa memakan waktu cukup lama bergantung si biawaknya sendiri.

BAU dan RASA
Jika si biawak nongol sbentar ketika liat lu, tapi kabur ketika lu mau pegang dia dan keluar lagi ketika dia ngerasa dah ga ada ancaman, ini saatnya buat pendekatan dari bau dan rasa. Ngeluarin si biawak dari tempat sembunyinya akan merusak kemampuannya untuk merasa aman dan membuat si biawak jadi ga suka sama lu. KEBANYAKAN biawak akan merasa nyaman bila punya suatu ruang yang hanya untuk mereka tanpa ada yg ganggu. KAMU TAU KAMU ADALAH MAJIKANNYA (yang punya/melihara si biawak) TAPI SI BIAWAK GA AKAN PERNAH NGERTI KALAU DIA TUH HEWAN PELIHARAAN (sori yah gw kapitalin soalnya bagi gw dalem nih kalimat ). Kepercayaan yang timbal balik harus diberikan pada hewan ini, atau mereka ga bakal belajar buat percaya sama lu menurut opini si penulis. Kamu bisa kasihkan makanan yang cukup berasa (dalam hal ini rasa enak buat si biawaknya) dengan jepitan (jangan pake tangan ya, sering kejadian kecelakaan) atau semprotan halus air apabila si biawaknya demen bner ama air.

Penulis pake sarung tangan saat permulaan dia siap melakukan kontak. (belum nyentuh ya) Binatang bisa ga ketebak soalnya. Sbnernya gatau juga sejauh apa sarung tangan bisa kasi keamanan tapi seengganya bisa bikin kita lebih pede aja kan. Soalnya memperlihatkan rasa pede ke biawak itu penting. Dia akan merasakan ketakutanmu dan akan ikut2an takut juga. Kepalkan tangan dengan jempol di dalam kepalan dan sodorin ke sisi berlawanan kandang akan memancing rasa penasaran biawak, tujuannya disini adalah bikin biawaknya nyamperin dirimu. Jadi jangan lu yg nyamperin si biawaknya ya. Secara alami, biawak seneng banget nyari tau karena rasa penasaran yang tinggi. Punggung tanganmu yang terkepal adalah bagian yang keras buat digigit, dan juga terlihat sangat tidak mengancam buat si biawak. Bersarung tangan atau tidak, jangan lakuin gerakan yg ngagetin. Jika dia kaget/takut padahal jarak lu ama dia masi sjauh2nya dalam kandang, berarti dia belum siap utk tahap ini. Jika dia ga nyamperin atau malah lari, keluarin tangan lu smentara. Jangan gerakin tangan or manggil2 dan jangan mendekat. Tenang dan tunggu. Ketika lu dah cape nunggu, coba lagi di lain hari dan bgtu seterusnya. Kamu bakal tau ketika dia ngerasa kamu udah masuk ke batas nyaman dia, dengan menggulung ekornya dan ngembangin lehernya atau masuk ke tempat smbunyi. Ini dapat memakan waktu lama untuk dapat makin deket dengan biawaknya. Jika kamu bisa masukin kepalan kamu menjangkau berbagai sisi kandang tanpa dia bereaksi negatif, lakukan lah terus, hari demi hari makin lama makin deket bgtu terus seterusnya tapi jangan disentuh dulu biawaknya. Pengulangan terus menerus adalah cara yang baik dan lama kelamaan biawak akan tau klo kamu bukan ancaman buat dia dan akan mulai mau berkeliaran biasa aja walau ada tanganmu di kandangnya. Kamu coba dalam tahap ini agar dia bisa menjulurkan lidah ke tanganmu aja dan ga lebih. Sekali lagi, ada baiknya agar smua treatment ini dilakukan dengan terjadwal dengan baik sehingga jangan terlalu buru2 juga, biarkan aja sesuai jadwal yang udah kamu buat, tujuannya agar juga ada waktu buat biawak untuk adaptasi. Harapannya semua usaha ini hingga tahap ini ga bikin kamu terluka karena ada kemungkinan buat biawak yg galak untuk sangat marah dengan tahap2 ini. Ketika mereka dah biasa merasakan tanganmu, hal ini bisa jadi rutinitas harian mereka. Kamu tak bisa lanjut ke tahap selanjutnya sebelum si biawak bisa jilat tangan lu dengan santai dan tidak merasa takut. Biasakan dia untuk dapat merasakan dan mencium bau tanganmu, entah itu kamu pake sarung tangan apa engga. Karena tujuannya agar si biawak kenal dan terbiasa dengan bau dan rasa kamu, maka perhatikan jangan pake lotion atau parfum yah di tangan atau jangan lu lakuin treatment ini dengan tangan yang bau rokok karena smua itu kan bukan bau alami dari lu, malah bingung atau bisa terganggu nanti biawaknya.

SENTUHAN - akhirnya kelar :lol:
Ketika biawak udah ga takut sama lu, dia akan menyadari bahwa tangan lu bsa digunakan sbagai tangga menuju dunia lain yang menunggu untuk dijelajah. Sediakan ruang yang memungkinkan untuk biawak menjelajah (misal yg ga ada lubang2 yg memungkinkan dia kabur, ga ada celah2 yg bisa bikin dia ngumpet dan malah ilang, dan sbagainya). Jangan sampe malah ada situasi dimana kamu mengejarnya dan menangkapnya yang malah akan membuat usaha panjang sejauh ini sia sia. Bila kamu pengen ambil dia lagi, sediakan handuk atau selimut tebel sehingga si biawak gabisa ngerasain tangan lo mencengkeram dia yg malah bisa bikin dia parno lagi sama lo. Handuk tebel juga menyediakan cengkraman yg baik buat biawak karena kuku2nya akan nyangkut2 dengan baik sehingga biawak ga jatoh. Langsung taro lagi dia di kandang ketika lu udah angkat dia pake anduk. Mereka akan amat menghargai jika dirimu hanya sesingkat mungkin ketika mengangkat dia.

Ketika si biawak sudah secara bertahap menerima dirimu di kehidupannya, dia mungkin akan lebih senang ketika memanjat2 di badanmu, namun jangan harap mereka akan diem aja di badan. Lebih baik mencegah daripada mengobati, pakai pakaian yg cukup terttutup untuk hindari cakar2 mereka. Selalu sodorkan tanganmu untuk mereka endus dulu ketika pertama mau angkat biawaknya, penting untuk dia menjilat tanganmu agar dia tau bahwa itu kamu, dalam mood dia yg baik dan tidak terganggu dengan kehadiranmu. Angetin sarung tangannya akan membuat dia semakin inging menyentuhmu. Selain itu sarung tangan juga menjaga dari cakar mereka yang tajam. Biawak ga akan mau deket2 sama kamu ketika tiap saat mereka mendekat, kamu langsung berusaha nangkep dan menyentuh mereka. Klo kamu gamau mereka malu2, biarkan mereka mendekat sesering mungkin. Biarkan mereka menjelajah karena itu hal yang sangat disukai biawak. Sekalipun si biawak udah JITOT LEMOT atau OT OT yang lain, jangan interaksi dengan mereka ketika lu liat mereka lagi bad mood, terutama bila mereka nolak menjilat tangan lo.

Beberapa biawak ga suka sama manusia dan ga akan pernah suka, kamu juga harus siap pada kemungkinan ini.
Panjang yah heheh, ada lagi yang kurang??? :salut: :salut: :salut:

Sumber: click here!!

Kandang: Boa yang baru menetas memerlukan biasanya aquarium seukuran 20 galon, Tapi mereka cepat sekali menjadi besar dan memerlukan kandang yang lebih besar. Biasanya kandang yang dipakai adalah kandang yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. Ukuran kandang minimum adalah 8 feet x 3 feet x 4 feet (T). dilarang menggunakan kayu yang belum di finishing karena akan berakibat pada susahnya dibersihkan dan dapat melukai ular.

Suhu: Suhu 80 s/d 85 F pada siang hari dan 75 s/d 80 F pada malam hari, Pemanasan untuk berjemur 95 F. Pemanas dan Pencahayaan: Ular jenis ini memerlukan pencahayaan selama 12 jam, hal ini bisa disesuaikan apabila akan diternakkan, Sinar UV tidak perlu ditambahkan. Untuk mendapatkan pemanas yang diginkan,bisa diguanakan pemanas yang diletakan dibawah aquarium atau ceramic penghantar panas dan lampu pijar yang kurang dari 100 watt diatas kandang sangat dianjurkan. Pengguanan Batu pemanas kurang bagus karena bisa berakibat pada terbakarnya kulit ular.

Alas : Kertas koran, Indoor / Outdoor Carpet dan serutan kayubisa digunakan, Serutan kayu Aspen bisa dipaki sebagai alas, jika menggunakan serutan kayu dilarang memberi makan dengan menaruh makanan pada dasarnya, karena akan menyebabkan tertelannya serutan dan berakibat pada pencernaannya.
Lingkungan : Kotak persembunyian dan harus yang besar bisa ditaruh sebagai tempat untuk berjemur ataupun memanjat. Tempat air juga harus disediakan di dalam kandang yang ukurannya disesuakan dengna tubuhnya agar ular bisa berendam.


Pemberian Makan: Ular Boa kecil diberi makan dengan tikus yang sudah berbulu, tapi bukan pinkys, Sementara ular boa yang agak besar bisa diberi makan dengan 3 tikus dewasa atau kelinci yang masih kecil, sekali setiap 2 s/d 3 minggu. Sedangkan boa yang masih kecil bisa diberi makan setiap minggu sekali untuk mempercepat pertumbuhannya.

Perawatan dan Pembersihan : Kandang harus dibersihkan setiap hari, apa bila menggunakan indoor/outdoor carpet sangat disarankan mempunyai dua untuk dipakai bergantian, pastikan telah mencuci dan mengeringkan carpet sebelum di pakai lagi. Air yang di dalam kandang harus juga diganti setip hari guna menghindari bakteri yang mungkin masuk bersama kotoran ular. Sangat disarankan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang ular.







candoia carinata/mono pohon
_________________

Mono pohon species nya cukup banyak, karena penyebaran mereka sampai ke solomon island dan tentu nya lebih banyak warna di daerah solomon sana,
dan untuk yg ada di Indonesia, yg saya tahu cuma ada Mono Pohon Halmahera in termasuk mono pohon yg bisa mencapai ukuran semeter dan mono pohon Irian yg ukuran maksimal nya sekitar, 50 sampai 60cm kali yah.

Mono pohon termasuk dalam jenis BOA karena mereka melahirkan anak2 nya secara OVOVIVIPAR
menetaskan telur di dalam perut mereka jadi berbeda sama ular python yg mengeluarkan telur dan mengerami nya.

Untuk perawatan cukup gampang, biasa nya ini jg ular yg cocok untuk pemula pemelihara ular, karena sifat yg jinak (untuk jenis carinata carinata atau yg dari irian) makan nya malah terkadang ga usah beli tinggal nangkep aja di tembok2 rumah yaitu cicak, ya bener banget mono pohon bisa memakan yg sesama berdarah dingin seperti cicak & kadal kecil.

Tetapi berbeda untuk jenis yg dari kepulauan Halmahera mereka bisa dengan mudah nya memakan tikus, atau pingkies, mungkin dari habitat di alam nya sudah berbeda kali yah? ya udah tentu makanan jg beda lah ya,,

saya cukup lama jg pelihara ular ini,,sekitar 1 tahun untuk jenis yg dari Irian, kalau yg dari halmahera belum sempat pelihara soal nya ga kebagian mulu.



Sekarang Mono Tanah/Candoia Aspera
________________________________







biasa hidup di pinggiran sungai, lumpur dan becek jadi para peng hobi mono tanah biasa nya pelihara nya pakai air setengah badan dari ular tersebut, untuk makan sih, tergolong gampang2 susah jg nih, dan kebiasaan nya jg suka sedikit galak, ga bisa bicara banyak tentang ular ini karena belum sempat piara jg sih

sekian deh untuk mono-mono nya

terima kasih perhatian nya



Layaknya makhluk hidup lain,ular juga membutuhkan makanan untuk menunjang kehidupannya,di alam liar ular banyak memakan hewan hewan yang ada di sekitarnya,Ular menelan seluruh seluruh makanan mereka dan menghabiskan beberapa hari mencerna apa pun jenis binatang yang mereka makan, sehingga kebiasaan makan mereka jauh berbeda dari jenis lainnya hewan peliharaan. Hampir semua jenis ular makan hanya satu kali seminggu tapi beberapa mungkin makan bahkan kurang sering, seperti hanya satu kali sebulan, terutama jika mereka mengkonsumsi hewan yang lebih besar yang memakan waktu lebih lama untuk dicerna. 


 Sesuaikan makanan dengan jenis ular
Pada umumnya, ular berukuran kecil/sedang makan tikus. Jenis ini bisa makan tikus putih yang kecil (sesuai ukuran), cicak, kadal, bahkan ular(khusus untuk ular yang kanibal). Sementara untuk  python yang baru menetas, sudah bisa makan mencit dewasa sebagai makanan pertama mereka.

Sementara ular dengan  ukuran dewasa  memerlukan kelinci, marmot, atau ayam sebagai makanannya. Sangat tidak dianjurkan memberikan ular anda makanan dari binatang luar karena mungkin masih mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan ular.


Sesuaikan frekuensi pakan dengan umur ular
Frekuensi pemberian pakan harus dikurangi seiring dengan pertumbuhan ular. Untuk neonate, berikan pakan 1-2 kali/minggu, juvenile setiap 7 – 9 hari, dan adult (dewasa) tergantung pada sistem metabolisme pada spesies tersebut. Contohnya, Phyton albertisi (Liasis albertisi) harus lebih sering diberi makan dibandingkan Ballphyton karena lebih aktif sehingga metabolismenya lebih cepat. Kadang-kadang, beberapa jenis ular tidak makan selama berbulan-bulan dan tidak sakit. Namun, makanan harus tetap ditawarkan karena nanti ular tersebut juga akan lapar dan memakan pakan yang diberikan.


Hindari penyebab ular malas makan
Ada banyak sebab kenapa ular malas makan. Sebisa mungkin, hal itu dihindari. Berikut ini penyebab ular Anda malas makan.
  • Masih menyesuaikan dengan lingkungan barunya.
  • Temperatur udara dan air terlalu panas atau terlalu dingin.
  • Ukuran kandang tidak sesuai, terlalu besar atau terlalu kecil.
  • Sistem penghangat /penjemuran yang tidak sesuai.
  • Pencahayaan pada siang hari terlalu rendah.
  • Tidak ada atau kurang tempat bersembunyi (hiding-box).
  • Waktu makan yang salah (beberapa jenis ular lebih suka makan di siang/malam hari).
  • Ular sedang sakit, misalnya terlalu banyak parasit atau sariawan.
  • Ular sedang tidak lapar.
  • Masih terlalu kecil atau baru menetas. Biasanya ular baru diberi makan setelah shedding I, kira-kira 2 minggu, tergantung spesies.
  • Sedang hamil atau sedang akan ganti kulit.
  • Sembelit atau dehidrasi akut.

Agar ular mau makan lagi, atasi penyebabnya terlebih dahulu. Sebagai contoh, bila suhu kandang terlalu dingin, bisa dinaikkan dengan memasang pemanas. Namun demikian, setiap jenis ular membutuhkan temperatur optimal (POTZ) yang berbeda-beda.

terakhir berikan lah ular peliharaan kita makanan yang dibeli dari pejual khusus pakan ular (contoh peternak tikus putih) karena makanan yg kita beli dari breeder/peternak terjamin kebersihannya dibandingkan makanan yang kita dapatkan dari alam liar







Halo semua,pada postingan yang lalu saya udah post bagaimana cara merawat ular bagi pemula,nah pada postingan kali ini saya akan share jenis jenis ular apa saja yang cocok kita pelihara dan dikhususkan bagi pemula yang ingin memelihara ular tentunya :)

jika berbicara jenis ular,ada ribuan spesies ular di bumi ini,baik di luar negeri maupun di indonesia mulai dari yang paling umum yakni ular phyton/sanca,ball snake,ular pohon,kobra,boa,dll yang tentunya sangat banyak untuk dijelaskan disini :)

Walaupun jenis ular sangat banyak namun jenis ular dapat dikerucutkan menjadi 2 besar, yaitu yang berbahaya (Berbisa) dan yang tidak berbahaya (tidak berbisa). walaupun sangat melekat dengan imej berbahaya, namun hal tersebut adalah tantangan dan menjadi relatif ketika kita melihat pada kenyataannya banyak ular yang luar biasa berbahaya justru dijadikan hewan peliharaan oleh mereka yang tentunya profesional. Tapi jangan khawatir, karena pada kesempatan ini kita akan lebih membahas hal-hal yang "tidak berbahaya" tentang ular.

Ada sensasi unik yang dirasakan ketika memelihara ular, mulai dari mempersiapkan terrarium sesuai habitatnya sampai kebutuhan akan pakannya yang tidak biasa. salah satu hal unik yang tidak didapat ketika memelihara hewan lain adalah saat proses memberi makan. Yang menjadikan hal ini unik tak lain karena ular tidak mengunyah makanannya tetapi menelan mereka bulat-bulat, dengan didukung kemampuan khusus, yaitu mereka dapat membuka rahang dengan sangat lebar. mereka dapat menelan mangsa yang besarnya 4-5 kali lebih besar dari kepala mereka. Hal inilah mungkin yang dapat memberikan sensasi tersendiri bagi sang pemelihara.

Bagi para hobiis, ada beberapa pertimbangan dan jenis ular yang menjadi favorit untuk dijadikan peliharaan seperti corak, ukuran dan kelas dan tentunya budget. yang menjadi favorit diantaranya adalah dari keluarga python seperti blood python/dipong, ball python, python molurus, python reticulatus dan morelia. sedangkan dari keluarga colubridae seperti ratsnake, kingsnake, milksnake dan cornsnake. Lalu setelah mempertimbangkan hal dasar dan jenis ular yang akan dipelihara,para hobiis biasanya melihat sisi rarity atau keunikan yang dimiliki ular seperti albino, leucistic, calico dll.

Sekilas saya akan memperlihatkan contoh-contoh ular yang pada saat sekarang ini sedang banyak di gandrungi oleh para pecinta reptil di tanah air.dan tentunya aman bagi pemula :)

A.Keluarga Python



1.Blood python/Dipong
Jenis ular ini termasuk ular piton asli semenanjung malaya, termasuk daerah Sumatera. Sanca dipong memiliki ukuran panjang maksimal hanya dua meter, tidak seperti ular sanca lain yang memiliki panjang maksimal bisa sampai tujuh meter, seperti sanca batik atau phyton reticulatus. Namun besar tubuh atau diameternya serta keindahan corak kulitnya tidak kalah dengan ular sanca yang lain. Dengan kata lain, sanca dipong itu ular yang ‘bantet’. Di kalangan pecinta ular khususnya pecinta sanca dipong, ular ini adalah ular yang lucu, dengan keadaan tubuhnya yang tidak proporsional. Dengan tubuh pendek namun gempal, ular ini seperti guling, tetapi memiliki kepala dan buntut.ular ini tidak berbisa
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------




2.Ball python
Ball python tidak termasuk jenis ular yang berbisa. Merupakan ular yang cocok untuk hobies pemula, karena sifatnya yang tidak galak dan cara pertahanan dirinya yang bukannya menggigit melainkan menggulungkan dirinya membentuk seperti bola. Ball Python termasuk jenis ular yang lembut/kalem dan selalu ingin tahu. Di penangkaran, Ball Python menginjak masa dewasa di usia tiga sampai lima tahun. Ball pyhton tertua yg sempat ditemui berusia 48 tahun. Semua Ball Python biasanya pemalu, gak suka dipegang kepalanya..kecuali udah “bau tangan” manusia alias piaraan lama.ball phyton merupakan ular yang sangat recomended untuk pemula yang baru mulai belajar memelihara ular
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------



3.Morelia viridis aka condro
Morelia viridis , Green Tree Python adalah ular cantik yang ditemukan di New Guinea, Indonesia dan bagian Australia bersama dengan Emerald tree Boa, memiliki cara unik untuk tidur. Mereka loop satu atau dua gulungan sepanjang cabang, gaya pelana dan tempat kepala mereka pada bagian tengah. Oh iya, jenis ular ini di Indonesia disebutnya ular tapi kalau di Amerika disebutnya boa. Mereka sering terlibat karena hanya mereka berdua yang tidur dengan cara ini. Unik yaa tidurnya, dan keliatan anggun menurut saya

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------

B.Keluarga Colubridae




1.King Snake
King Snake adalah jenis yang paling galak dari kelompoknya, tetapi mudah dijinakkan. Gelar King Snake melekat karena ular ini bersifat kanibal, memakan ular-ular lainnya
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------




2.Milk Snake
Warna Milk snakes ada tiga tipe patern: Tiga warna yang dimiliki adalah cincin yang melingkar adalah putih atau kuning, cincin kedua Hitam dan warna tubuh merah atau kuning yang mana semua melingkar di tubuhnya. Selain tipe patern warna diatas ada juga warna coklat muda, abu abu atau kirim, dengan warna merah gelap

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------



3.Corn Snake
Corn Snake (Elaphe guttata) adalah reptil yang juga paling direkomendasikan dipelihara.
Warna dasar corn snake normal biasanya oranye dengan deretan sadel merah kecoklatan di punggung, sedangkan bagian perut (bawah) kotak hitam putih seperti papan catur. Sekarang Corn Snake nisa kita dapatkan dalam berbagai pola dan warna, tentunya ini bisa terjadi karena ketekunan dan kerja keras para breeder di Amerika yang mengawinsilangkan berbagai jenis Corn Snake yang ada. Karena warnanya yang cerah ceria juga karakternya yang jinak, Corn Snake menjelma menjadi “Pet Snake” atau ular kesayangan anak-anak hingga dewasa. Jinak? Ya karena sebagaian besar Corn Snake sekarang adalah hasil penangkaran yang begitu menetas pun sudah bersentuhan dengan tangan manusia.
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Itulah beberapa jenis ular yang cocok dipelihara bagi pemula,tentunya ada lebih banyak lagi di luar sana,akan tetapi anda harus tetap mempertimbangkan komitmen dalam memelihara ular kesayangan mulai dari kandang,makan,lingkungan sekitar dll (cek post sebelumnya)
Tidak menutup kemungkinan setelah membaca ini pun anda masih akan berfikir dua kali untuk memelihara atau bahkan sekedar memegang ular yang tentunya tidak berbahaya. Namun setidaknya semoga dapat memberikan pandangan dan dapat dijadikan bahan untuk membangun pemahaman baru yang lebih positif tentang ular.salam :)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.